Kewirausahaan Bab 6 Mengambil Resiko Usaha

Bab 6 : MENGAMBIL RISIKO USAHA

A. Resiko dan Ketidakpastian
Inilah perbedaan paling mendasar antara belajar di sekolah, yang penuh teori dan kepastian, dengan berwirausaha, yang penuh dengan hal-hal yang tidak pasti dan berisiko.
  1. Ketidakpastian (Unexpected Risk)
          Ketidakpastian selalu berhubungan  degan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinanyang memiliki beberapa kemungkinan kejadian da dampaknya.
           Ciri-ciri resiko dari ketidakpastian   adalah:
    a. Tidakbisa diduga sebelumnya.
    b. Sulit direncanakan.
    c. Bersifat tiba-tiba.
    d. Bisa digolongkan.
Contoh :
   a. Perubahan cuaca yang berakibat pada pengiriman barang.
   b. Resiko yang teradi karena bencana alam.
   c. Resiko atas kerugian yang timbul karena perubahan mata uang negara lain terhadap nilai mata uang rupiah yang mengakibatkan kenaikan biaya dan harga barang.
 
  2.  Risiko (Expected Risk)
           Risiko merupakan informasi, kejadian, kerugian, atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambildalam kehidupan sehari-hari.
    Contoh:
a. Kerugian akibat hilangnya barang.
b. Penurunan pendapatan karena penurunan penjualan.
c. Terbakarnya gudang barang yang berisko menyebabkan kerugian.

B. Klasifikasi Risiko Usaha.
   1. Risiko Murni.
         Risiko murni adalah sesuatu yang dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.

Contoh: - Kerugian akibat kerusakan mesin.
       - Kergian akibat listrik mati.
       - Kerugian karena kebakaran gedung.

    2. Risiko Spekulatif
        Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapioleh suatu usaha yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.

C. Jenis-jenis risiko yang sering terjadi pada dunia usaha, antara lain
   1. Risiko Perusahaan adalah risiko yang terjadi pada perusahaan dan akan berdampak pada kelangsungan hidup usaha tersebut. Contoh: Sebuah perusahaan mie instant mendadak dicabut izin dagangnya karena mie instant yang di produksi sudah tidak aman. Itu menyebabkan perusahaan mie tersebut ditutup.
    2. Risiko Keuangan adalah risiko yang berdampak kerugian pada aspek keuangan perusahaan.
    3. Risiko Likuiditas (Ketersediaan Uang Tunai) terjadi jika ada tagihan macet dari pelanggan yang menyebabkan terjadi permasalahan dalam ketersediaan uang tunai.
    4. Risiko Permodalan adalah risiko yang terjadi karena kerugian penjualan, likuiditas, dan keuangan yang membuat modal usaha mengalami penurunan secara signifikan.
Contoh: Pengusaha jaket mengalami kalah saing dipasaran dan membutnya rugi total. Namun, ia memutuskan untuk menekspor produknya keluar kota. Di luar kota sendiri produknya malah tidak laku yang menyebabkannya tidak bisa balik modal, belum lagi dengan biaya ekspor barang ke luar kota yang merupakan anggaran di luar rencana.
    5. Risiko Pasar adalah risiko yang terjadi akibat persaingan usaha perubahan pola persaingan, daya hidup pelanggan, maupun munculnya pesaing baru yang potensial di pasar.
    6. Risiko Operasional adalah risiko dari penyimpangan hasil yang diprediksikan karena tidak sempurnanya penerapan keputusan, perubahan system, SDM, teknologi, produktivitas, inovasi, proses, dan mutu produk.
Contoh: Pengusaha pakaian merencanakan untuk menekan biaya pengeluaran untuk membeli bahan baku agar keuntungan yang ia dapatkab bisa lebih tinggi. Ia memutuskan untuk mengubah variasi pada pakaian atau bawahan yang diproduksinya menjadi lebih sederhana. Namun, ia malah mengalami penurunan hasil penjualan karena peminat hasil produksi barunya jauh lebih sedikit dibandingkan produksi sebelumnya.

D. Fakto Penyebab Risiko Usaha.
    1. Perubahan, meliputi:
        a. ingkungan dan Global.
        b. Sosial dan Ekonomi.
        c. Persaingan.
        d. Gaya hidup.
        e. Tren pasar.
        f. Teknologi.
        g. Budaya.
        h. Peraturan Pemerintah.
     2. Kesalahan strategi dan perencanaan.
     3. Keputusan yang tidak tepat sehingga     menimbulkan kejadian di luar rencana.
     4. Persiapan yang kurang matang.
     5. Kelengahan pribadi.

E. Klasifikasi Orang Dalam Menghadapi  Risiko Usaha.

1. Risk Avoider adalah Orang yang tidak senang menghadapi risiko dan cenerung untuk menghindari risiko.

2. Risk Calculator adalah Orang yang berani mengambil keputusan bila risiko atau dampaknya bisa dikalkulasikan.

3. Risk Taker adalah Orang yang berani namun spekulatif dalam mengambil keputusan degan mengukur risiko secara intuitif saja.

4. Risk Manager adalah Orang yang berani dan mampu mengambil keputusan berdasarkan perhitungan tingkat risiko dan ketidakpastian dengan mengandalkan intuisinya untuk mengambil keuntungan bisnis.

F. Cara Mengindentifikasi Risko Usaha

    1. Metode Analisis Dari Pengalaman dan Sejarah
        Contoh:
     a. Informasi keluhan pelanggan.
     b. Informasi kecacatan produk.
     c. Informasi track record SDM (rekam jejak karyawan)
     d. Informasi pertumbuhan penjualan.

    2. Metode Pengamatan dan Survei
            Contoh:
       a. Pengamatan dan survie tingkat kebutuhan pasar.
       b. Pengamatan dan survie tentang ketidakpuasan pelanggan.
       c. Pengamatan dan survie untuk menemukan produk baru.
       d. Pengamatan dan survie gaya hidup pelanggan.
       e. Pengamatan dan survie lokasi berdirinya pabrik dan lingkungan.

    3. Metode Acuan
              Metode ini sering diginakan dalam menemukan kelemahan, peluang, hambatan, kekuatan dan ancaman sehingga wirausaha tahu apakah produk, strategi, dan mutunya telah sesuai dengan pasar.

    4. Metode dari  Para atau Pendapat Ahli
             Risiko bisa diminimalisir dengan semakin banyaknya pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang anda milik. Semakin banyak pengetahuan dan keterampilan anda, intuisi anda juga akan semain terasah dan terlatih. Berani menghadapi kegagalan dan mengambil manfaatnya merupakan cara satu-satunya untuk mengelola risiko.

G. Mengatasi dan Memperkecil Risiko Usaha
         Cara mengatasi dan memperkecil risiko adalah sebagai berikut:

     1. Gunakan pengetahuan untuk mengetahui dampak atau risiko yang akan terjadi.
     2. Manfaatkan pengalaman yang anda miliki.
     3. Berpikirkreatif dan inovatif dan yakin bahwa semuanya akan bisa di selesaikan.
     4. Asuransikan apa yang perlu diasuransikan.
     5. Bekerja dan berpikir prestatif
     6. Keahlian menganalisis, menelaah, menilai dan menguraikan sebab akibat serta keyakinan diri untuk mengambil risiko.
     7. Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko menjadi keadaan yang lebih baikdan berisiko kecil.
     8. Proaktif dan antisipatif, adalah kunci penting dalam mengelola risiko.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Menentukan Kalor Yang Hilang Dalam Proses Pertukaran Kalor”

nama alat-alat medis

Makalah teori ernestine